watch sexy videos at nza-vids!
WWW.CERITAINDO.SEXTGEM.COM

Find us On Facebook and Twitter
facebook.jpg | twitter.jpg

Cerita sexs
Dunia Malamku

Cerita ini adalah sebuah kejadian nyata
yang terjadi sekitar dua tahun yang lalu
saat saya masih asyik berkecimpung di
dunia pergaulan malam, dunia yang tak
jauh dari keremangan lampu diskotik
dan cafe, narkoba dan seks bebas.
Dumangdati kalau menurut istilah
teman-teman saya, DUnia MAlam NGgak
aDA maTInya. Waktu itu ibukota kita
baru saja dilanda gelombang reformasi
dengan gerakan demonstrasi dan
kerusuhan terjadi di mana-mana. Dan
kerusuhan itu tidak hanya
menghancurkan gedung-gedung saja
tetapi juga menghancurkan rencana
pesta ulang tahun salah seorang teman
saya di sebuah diskotik besar di kawasan
Ancol. Padahal rencana pesta itu sudah
tersusun rapi, dari transportasi
(penjemputan peserta pesta), perizinan
(izin pulang pagi untuk beberapa teman
kami yang kaum hawa), dan konsumsi
(menu utama pesta, narkoba) semuanya
sudah tersusun rapi.
Semua berawal saat saya menelepon
diskotik yang bersangkutan untuk
memesan tempat, karyawan yang
berbicara dengan saya memberitahu
bahwa diskotik mereka akan tutup
selama beberapa hari dengan alasan
keamanan yang belum terjamin. Kontan
saya memberitahukan kepada teman-
teman lainnya untuk melakukan
perencanaan tindakan selanjutnya. Hari
sudah mulai sore dan belum ada
jawaban dari teman-teman yang lain,
saya sudah mulai berpikir bahwa pesta
ini akan dibatalkan sehingga saya mulai
menyusun rencana lain untuk pergi
nonton dengan Nelly, seorang gadis
yang belakangan ini sedang dekat
dengan saya. Tetapi menjelang malam
ada berita bahwa pesta tetap akan
diadakan, teman saya telah memesan
sebuah apartemen di kawasan
perumahan yang tidak jauh dari tempat
rencana semula. Semua peserta
diharapkan dapat berkumpul di sana
secepatnya. Saya mulai bimbang karena
kami sudah telanjur mau nonton.
Akhirnya saya berinisiatif mengajak Nelly
untuk bergabung dengan teman-teman
yang lain setelah selesai nonton, dan dia
setuju.
Hari sudah mulai malam saat kami
sampai di tempat tujuan, dari luar pintu
saja sudah terdengar alunan musik
house yang cukup kencang. Dan
keadaan di dalam tidak jauh berbeda,
tampak beberapa teman kami pria dan
wanita sedang asyik bergoyang
mengikuti irama house music tersebut.
Sementara beberapa teman lainnya
sedang mengelilingi meja makan yang
sudah penuh dengan perlengkapan
pesta, dari minuman biasa, minuman
keras, pil ekstasi, shabu-shabu dan
perlengkapannya, beberapa keping CD
dan kaset house music dan beberapa
Pak kondom Durex.
"Ayo nggak usah malu-malu kalian udah
telat nih yang laen udah pada terbang
tuh," kata Yoke sang yang punya acara
sambil memberikan beberapa butir pil
ekstasi ke tanganku. Aku menerimanya
dan sambil tersenyum memberikan
sebutir kepada Nelly. Kami memang
berasal dari dunia yang sama, dunia
malam penuh narkoba, jadi hal itu sudah
bukan hal yang asing bagi Nelly.
"Happy Birthday Bro."
"Thanks," kataku membalas Yoke sambil
mengambil gelas minuman untuk
meminum pil-pil tersebut.
Aku kemudian menuntun Nelly untuk
bergabung dengan yang lainnya di
ruang tengah, aku duduk di sebuah sofa
dan Nelly duduk di pangkuanku. Dan tak
lama kemudian kami pun sudah ikut
terbang bersama kawan-kawan lainnya
diiringi alunan house music. Lagu demi
lagu dan jam demi jam berlalu, kami
pun semakin merapatkan tubuh kami
saat ruangan menjadi semakin dingin
dengan udara malam menjelang pagi
ditambah semburan AC. Semakin rapat
sampai akhirnya aku dapat merasakan
halusnya pipi Nelly menempel di pipiku.
Aku pun tak dapat menahan diri untuk
tidak mencium pipi halus tersebut,
sesuatu yang sudah ingin kulakukan
sejak lama. Nelly tampak terkejut saat
bibirku menyentuh pipinya, ia pun
menoleh dan memandangiku. "Shit what
have I done," kataku dalam hati takut ia
marah. Tetapi sebaliknya, ia malah
menjulurkan tangannya ke belakang
kepalaku dan mendorongnya maju
untuk lebih merapatkan bibirku ke
pipinya.
Menit-menit berikutnya ia malah
menggeser pipinya dan
menggantikannya dengan kedua bibir
mungilnya. Kami pun berciuman dengan
intens diiringi sedikit permainan lidah.
Selang beberapa saat aku sudah mulai
berani menjelajahi leher jenjang Nelly
dengan lidahku, memberi sedikit
kecupan-kecupan di lehernya dan
menggelitik daun telinganya. Udara
ruangan yang saat itu sudah penuh
dengan berbagai macam polusi tetap
tidak dapat mengalahkan wangi tubuh
Nelly. Akupun menciuminya dengan
makin bersemangat saat tangan Nelly
mengusap-usap bagian belakang
kepalaku. Kedua tanganku mulai
merayap naik ke perutnya yang datar,
halus dan indah di balik kaos ketatnya.
Badan Nelly memang sungguh indah
dan menarik, maklum ia adalah seorang
guru senam aerobic dan body language.
Proporsinya benar-benar pas dan
mantap, ditunjang oleh face-nya yang
juga manis, jadilah ia seorang dewi di
mataku.
Tanganku sudah mulai merayap masuk
ke dalam kaosnya dan menyentuh halus
kulit perutnya saat tiba-tiba terdengar
pintu kamar terbuka dan sepasang
teman kami tampak berjalan keluar
sambil berpelukan mesra. Nelly seperti
tersadar, ia memegang tanganku dan
menghentikan kegiatan kami. Apakah
aku sudah terlalu jauh bergerak? Apakah
ia akan marah? Menit selanjutnya ia
menegakkan badannya meninggalkan
badanku dan merapikan kaos ketatnya
sambil menebar pandangan ke sekeliling
ruangan. Tampaknya bukan hanya kami
berdua yang sedang asyik masyuk,
beberapa teman kami pun sudah duduk
berpasang-pasangan dan asyik dengan
kegiatan mereka masing-masing.
"Gue pusing nih," katanya tiba-tiba
sambil memegang kepalanya.
"Kenapa?" tanyaku.
"Gak tau, obatnya kali ya gue mau
istirahat bentar ah," katanya lagi sambil
berdiri meninggalkanku di sofa.
"Eh mau ke mana?"
"Ke kamar tidur sebentar."
"Oke jangan lama-lama ya tidurnya,"
kataku sambil membetulkan posisi
dudukku di sofa.
"Eh temenin dong masa gue sendirian,"
katanya, kali ini ia meraih tanganku,
menarikku bangkit dari sofa dan
menuntunku ke kamar yang baru saja
ditinggalkan teman kami.
Aku mulai mengerti maksudnya saat
kami sudah berada dalam kamar,
menguncinya dan mulai berciuman bibir
dengan lebih intens lagi, semakin lama
pelukan kami pun semakin erat. Aku
mulai menggerakkan tanganku ke
belakang tubuhnya, merayap masuk ke
dalam kaosnya dan mengusapi
punggungnya. Ia pun melakukan hal
yang sama. Terasa betapa kenyal buah
dadanya terhimpit di depan dadaku.
Akhirnya saat-saat yang paling kutunggu
beberapa waktu terakhir ini. Bermesraan
dan bercinta dengan Nelly. Tanganku
semakin bebas bergerak merayapi
punggungnya saat aku berhasil
melepaskan kaos ketatnya, naik turun
melewati seutas tali pengikat bra yang
masih terkait kencang. Sementara di
bagian depannya kedua belah buah dada
Nelly yang kencang semakin nampak
menggiurkan untuk dinikmati. Aku mulai
menurunkan ciuman-ciumanku ke arah
leher Nelly, berputar-putar sebentar di
sana dan semakin turun ke lembah halus
yang memisahkan kedua belah bukit
indahnya. Sementara tangan Nelly terus
mengusapi daerah belakang kepalaku
sambil sesekali mendorong kepalaku ke
depan untuk lebih merekatkan bibirku ke
daerah dadanya. Tangannya yang satu
lagi bergerak menyusuri punggungku
dari dalam kemeja yang kugunakan.
Akhirnya Nelly menjatuhkan badannya
ke ranjang dan memandangku dengan
pandangan yang sangat menggoda,
pandangan yang tidak dapat kulupakan
sampai sekarang. Aku pun ikut
menjatuhkan badanku menyusulnya ke
ranjang, kedua tangannya bergerak
menyusuri dadaku yang cukup bidang,
dan mengeluarkan satu persatu kancing
kemejaku dari lubangnya, melepas
kemejaku dan membuangnya entah
kemana. Aku semakin meningkatkan
seranganku ke sekwilda-nya (sekitar
wilayah dada), menyusuri lembah dan
bukit indahnya yang masih tertutup bra
dengan lidahku dan meremas-remas
salah satu buah dadanya dengan
tanganku. Merasa belum puas, aku pun
meraih kaitan bra Nelly di belakang
tubuhnya, cukup repot karena ia sedang
dalam posisi terlentang di ranjang.
Merasa bahwa aku kerepotan, Nelly pun
membantu dengan mengangkat
badannya sedikit dan menuntun jari-
jariku untuk menemukan kaitan branya.
Sebentar saja kedua bukit indahnya
sudah terpampang jelas di mataku,
berlapiskan kulit putih halus dengan
kedua puting susu mungilnya berwarna
merah muda. Aku pun menemukan
daerah-daerah baru untuk dieksplorasi
dengan lidah dan jari-jemariku (minyak
kali dieksplorasi). Aku menikmati hampir
seluruh bagian dadanya dengan lidahku
kecuali kedua buah puting susunya, aku
membuatnya penasaran. Itu terasa saat
ia bergerak-gerak sedikit setiap kali ujung
lidahku hampir mengenai putingnya,
mengharapkanku akan segera
melumatnya dengan lidahku, tetapi tidak
belum waktunya. Lidahku terus bergerak
bolak-balik diantara kedua buah dadanya,
naik dan turun tapi tetap berusaha
menghindari menyentuh kedua
putingnya.
Setelah beberapa menit, aku pun
menegakkan kepalaku untuk melihat
ekspresinya. Ia tetap memandangiku
dengan pandangan yang tidak dapat
dilukiskan. Nelly tampak sungguh
menggoda dengan salah satu jari di
dalam mulutnya. Kurasa ia
menghisapinya untuk menambah
gelombang rangsangan yang
melandanya. Aku pun menurunkan
kepalaku lagi, kali ini sasaran lidahku
adalah langsung menyentuh putingnya
yang kiri. Nelly sedikit terlonjak saat ia
merasakan ujung lidahku menyapu
halus putingnya dengan tiba-tiba, ia pun
menekan kepalaku untuk semakin dekat
dengan dadanya. Untuk sementara
waktu aku memainkan lidahku di sana,
berputar-putar mengelilinginya dan
sedikit menjentik-jentiknya, sementara
tanganku sibuk memainkan buah
dadanya yang kanan. Nelly sudah
semakin terangsang karena aku dapat
mendengarnya mendesah semakin
keras.
Untuk kejutan berikutnya, aku tiba-tiba
menghisap putingnya lembut di saat ia
tidak menyangka sama sekali. Kembali ia
terlonjak untuk beberapa saat dan
kemudian semakin dalam menekan
kepalaku agar aku tidak melepaskan
putingnya dari mulutku. Hal yang sama
kulakukan pada puting kanannya aku
sangat menikmati lonjakan-lonjakannya
saat ia terkejut dengan apa yang
kulakukan dengan lidah dan tanganku.
Akhirnya aku dapat dengan bebas
menikmati seluruh bagian dadanya,
memainkan jari-jemari dan lidahku,
menjilati dan menghisapi seluruh bagian
dadanya bergantian kiri dan kanan, tidak
lupa lembah indah di antaranya, lembah
yang selama ini hanya bisa kunikmati
dari luar saat Nelly berpakaian dengan
belahan dada rendah.
Puas dengan kedua buah dadanya, aku
mulai memindahkan daerah eksplorasiku
turun menuju perutnya yang datar.
Lidahku dapat merasakan gerakan halus
otot-otot perutnya menerima
rangsanganku. Benar-benar perut yang
indah. Terakhir kali aku melihat perut
seindah ini adalah saat aku bercinta
dengan seorang model yang mungkin
wajahnya kurang terkenal tapi cukup
beberapa kali menghiasi sampul sebuah
majalah remaja Ibukota. Sebelum
lidahku meninggalkan daerah perutnya,
aku meluncurkan sebelah tanganku ke
daerah pahanya yang masih tertutup
celana jeans. Aku menggerakkannya
mondar-mandir menelusuri bagian
depan dan dalam pahanya, berkelebat
sekilas di depan bagian kewanitaannya
menuju sisi satunya, dan kembali lagi.
Sampai akhirnya aku berhenti dan
mengusapi daerah pribadinya dari luar
celananya. Nelly seperti mengerti
maksudku, ia menegakkan badannya
sedikit dan membantuku membuka
kaitan dan retsluiting celananya. Sebentar
saja celana itu sudah dapat kutarik lepas,
meninggalkan sebuah celana dalam
super mini berwarna biru muda
bermotif garis-garis masih menempel di
badan pemiliknya. Dan aku pun kembali
menemukan daerah baru untuk
diekplorasi.
Aku kembali menggerakkan lidahku
menelusuri daerah perutnya dan
bergerak turun ke arah daerah
kewanitaannya. Tapi aku tidak berhenti di
sana, lidahku terus turun menuju paha
kanannya, menelusuri hampir seluruh
bagiannya dan terus turun ke betisnya.
Kemudian lidahku naik lagi untuk kembali
menelusuri bagian dalam pahanya dan
naik terus sampai ke daerah pangkalnya.
Aku mulai dapat melihat mencium bau
harum kewanitaannya dari sini,
tampaknya daerah tersebut sudah mulai
basah dan mulai mengeluarkan baunya
yang khas. Aku berniat menggodanya
kembali, lidahku berkelebat cepat dari
bagian dalam paha kanannya, melewati
daerah kewanitaannya dan sampai di
bagian dalam paha kirinya, kembali ke
paha kanannya, melewati daerah
sensitifnya tanpa menyentuhnya sama
sekali, hanya dengan dengusan nafasku
saja. Tetapi itu sudah cukup untuk
membuatnya terlonjak-lonjak
terangsang setiap kali mukaku melewati
daerahnya.
Lonjakan paling seru adalah saat
akhirnya aku menempelkan bibirku
dengan bibir kewanitaannya yang masih
tertutup celana dalam sambil
menjulurkan lidahku menyapu ke kiri
dan kanan membasahi kain tipis yang
memisahkan bibirku dengan daerah
pribadinya yang paling rahasia itu.
Keasyikanku terganggu saat terdengar
ketukan di pintu kamar, aku pun
beranjak dari tempat tidur untuk
membuka pintu itu setelah terlebih
dahulu membantu Nelly menutupi tubuh
seksinya dengan selimut. Kami sama-
sama tidak mau ada orang lain yang
dapat menikmati keindahan tubuhnya.
Rupanya salah seorang temanku
bermaksud mengambil handphone-nya
yang tertinggal di dalam kamar. Aku pun
mengambilkan barang yang dimaksud
sambil kakiku menahan pintu untuk tidak
terbuka semakin lebar, memberikan
kepada pemiliknya dan kembali
mengunci pintu kamar. Mau menelpon
kemana sih di pagi-pagi buta seperti ini
sampai menggangguku, pada saat ayam
jago pun masih bermalas-malasan di
tempat tidurnya. Ah itu bukan urusanku,
saat ini aku masih punya urusan lain
yang lebih penting dan jauh lebih nikmat
tentunya.
Nelly menggeser duduknya sampai ke
tepi ranjang saat aku kembali berjalan
mendekatinya, ia memeluk pinggangku
sesaat dan kembali memberikan
pandangan khasnya. Ia lalu
menggerakkan kedua tangannya
melepaskan kaitan celanaku dan
mendorongnya ke bawah lalu
mengelus-elus kejantananku yang sudah
berdiri tegak siap tempur di balik celana
dalam. Tidak puas hanya mengelus, ia
kemudian menarik turun celana dalamku
dan menghadapkan kejantananku ke
mukanya. "Its my turn now, Dear,"
katanya sambil mulai mendaratkan
ciuman-ciuman kecil seluruh bagian
kejantananku. Ciuman-ciuman itu
kemudian disusul dengan jilatan-jilatan
nikmat yang semakin menambah
rangsangan di tubuhku. Andaikan aku
tidak sedang berada di bawah pengaruh
obat, tentu aku sudah dari tadi mencapai
titik kepuasan karena rasa nikmat dan
sensasi yang dihadirkan Nelly ke
tubuhku. Ouah, benar-benar nikmat.
Rangsangan itu terus bertambah dan
menjalari setiap senti tubuhku saat Nelly
mulai memasukkan kejantananku ke
dalam mulutnya dan mulai
menghisapinya. Ia menghisap,
menyedot dan menjilatinya seperti
sedang menikmati sebuah es krim yang
tidak akan pernah habis. Aku benar-
benar menikmati permainan Nelly
selama beberapa menit ke depan,
sampai aku sudah benar-benar tidak
tahan untuk tidak membalasnya. Aku
kembali merebahkannya di ranjang dan
menggerakkan tanganku ke bawah
untuk menarik pertahanan terakhir
tubuhnya. Kini kami sudah sama-sama
telanjang dan siap untuk melanjutkan
pertempuran kami di ranjang. Kembali
aku membenamkan kepalaku di antara
kedua belah pahanya, menciumi dan
menjilati bibir kiri dan kanan
kemaluannya. Nelly mendesah setiap kali
aku menyentuh kewanitaannya dengan
lidahku. Harum kewanitaannya benar-
benar tercium menambah keindahan
pemandangan di depan mataku, bulu-
bulu kemaluannya tampak tercukur rapi
di atas klitorisnya. Dan ke sanalah aku
mengarahkan seranganku selanjutnya,
aku mencumbu klitorisnya dengan
kombinasi belaian lidah dan jari-
jemariku. Tubuh Nelly semakin
menggelinjang dan bergerak-gerak
seperti cacing kepanasan. Ia kembali
merengkuh kepalaku dan
membenamkanya semakin dalam di
daerah kewanitaannya sehingga aku
susah bernafas dengan bebas.
Menit demi menit berlalu dan aku masih
bermain di kewanitaannya, aku
memberikan semakin banyak
rangsangan kepada Nelly untuk
membalas sensasi yang telah ia berikan
kepadaku sampai akhirnya ia melonjak,
mengejang dan melengkungkan
tubuhnya sesaat. Ia telah mencapai
orgasme pertamanya. Aku membiarkan
ia menikmati gelombang orgasme
pertamanya selama beberapa saat
dengan terus memainkan lidahku
dengan lembut di daerah sensitifnya.
Untuk beberapa menit ke depan ia
terbaring lemas karena gelombang
orgasme yang telah melandanya.
"Wow, you are wonderfull," katanya.
Kami memang sering memakai bahasa
Inggris untuk berkomunikasi satu sama
lain, untuk berlatih memperlancar
pemakaian bahasa Inggris kami yang
agak jarang dipergunakan. Aku sendiri
hampir dapat berbahasa Inggris dengan
lancar karena aku bekerja di sebuah
perusahaan asing yang memiliki banyak
tenaga dari luar negeri.
Aku merebahkan tubuhku di
sampingnya sambil mengecup mesra
pipinya. Ia kemudian membalas dan
kami pun mulai ber-French Kiss kembali.
Ia menjulurkan tangannya ke bawah dan
mulai mengusapi kejantananku kembali
dan kembali memberikan sensasi yang
luar biasa ke dalam tubuhku. Nelly lalu
menegakkan badannya, bangkit ke posisi
duduk dan kembali mengantar mulutnya
untuk bermain-main dengan
kejantananku. Aku menikmatinya sesaat
sebelum akhirnya menarik tubuhnya ke
atas tubuhku. Kami pun ber-sixty nine.
Kali ini aku mulai memasukkan jariku ke
dalam liang kewanitaannya,
menggerakkannya dengan halus di
dalam liang tersebut dan perlahan tapi
pasti bergerak menuju titik G-Spotnya.
Nelly kembali mengejang saat jariku
menyentuh G-Spotnya, ia berhenti
bermain dengan kejantananku untuk
beberapa saat untuk menikmati
rangsangan yang sedang melanda
tubuhnya dari titik G-Spot tersebut. Aku
dapat mendengarnya mendesah-desah
pelan setiap kali aku menggerakkan jariku
di dalam liangnya. Dan desahan itu
semakin keras saat aku mulai
menyertakan lidahku untuk membelai-
belai klitorisnya dari luar.
Rangsangan yang menjalari tubuh kami
rupanya sudah semakin hebat dan kami
pun bergerak lebih lanjut untuk
menyelesaikan permainan ini. Theres no
way of turning back now Nelly bergulir
ke sampingku, memutar posisi
tubuhnya sehingga kami dapat
berciuman kembali dan kembali
menaikkan tubuhnya ke atas tubuhku.
Tangannya menjulur ke bawah
menggapai kejantananku untuk
dibimbing menuju liang kewanitaannya.
Ia mendesah kembali saat ujung
kejantananku menyentuh permukaan
kewanitaannya, ia menggesek-
gesekkannya sebentar di bibir
kemaluannya dan mulai menurunkan
pantatnya menyambut kejantananku
saat ia merasa posisinya sudah tepat.
Ternyata foreplay yang lama ini belum
cukup untuk membuat kejantananku
dapat memasuki kewanitaannya dengan
lancar tanpa halangan. Dinding-dinding
kewanitaannya terasa begitu kencang
menjepit batangku yang berusaha
mencari jalan masuk. Rupanya Nelly pun
merasakan hal yang sama, ia bergerak-
gerak sedikit untuk mempermudah
kejantananku mencari jalan. Dan
akhirnya setelah beberapa menit bekerja
keras seluruh batangku dapat tertanam
dengan mantap di liang kewanitaannya.
Kami mendesah nikmat bersamaan dan
terdiam sesaat saat ujung kejantananku
terasa menyentuh ujung rahimnya.
Kurasakan betapa dinding-dinding dalam
kewanitaannya begitu erat menjepit dan
memijat kejantananku, rupanya inilah
gunanya mempelajari senam seks. Nelly
pernah menceritakan kepadaku bahwa
senam yang satu ini dapat melatih
wanita mengatur otot-otot
kewanitaannya untuk menghadirkan
sensasi yang luar biasa bagi lawan
mainnya. Sensasi tersebut berganti
sensasi lainnya saat Nelly mulai
menggerakkan pantatnya naik turun,
membuat kejantananku bergerak keluar
dan masuk liang kenikmatannya. Aku
pun tak mau diam saja, aku mengangkat
pantatku naik dan mendorong
kejantananku melesak makin dalam saat
Nelly menurunkan pantatnya. Aku
mencoba menggesek G-Spotnya dengan
kejantananku, dan rupanya berhasil.
Tidak hanya itu saja, aku juga
menggerakkan kedua tanganku untuk
meremas-remas kedua bukit indah
dengan putingnya yang tampak di depan
mataku sesekali juga aku menghisap
kedua puting itu bergantian untuk
menambah rangsangan bagi kami
berdua.
Nelly mendesah dan bergerak semakin
seru setiap kali kejantananku
menghantam ujung rahimnya. Semakin
lama gerakan kami berdua semakin
cepat dan semakin menguras tenaga,
sampai akhirnya Nelly mengejang dan
melengkungkan badannya kembali.
Gelombang orgasme kedua telah
melandanya. Ia tampak masih berusaha
meneruskan gerakan-gerakan naik
turunnya untuk menikmati orgasmenya
yang kedua sebelum akhirnya
merebahkan tubuhnya yang lemas di
atas tubuhku dan terdiam untuk
beberapa saat. Tubuhnya bermandikan
keringat, padahal udara ruangan cukup
dingin karena hari sudah mulai pagi dan
AC yang menyembur kencang. Aku
mengambil selimut yang berada di
sampingku dan menebarkannya untuk
menutupi tubuh kami berdua supaya
tidak masuk angin.
"Kamu hebat, aku sudah dua kali
sedangkan kamu belum juga," katanya
memecah keheningan diantara kami.
"Mungkin ini karena pengaruh obat,"
jawabku.
"Ya, aku yakin narkoba lah yang telah
menambah daya tahanku. Lets do our
favorite style," katanya lagi.
Kebetulan kami memang punya gaya
favorit yang sama yaitu gaya anjing,
kami pernah membicarakan hal ini
meskipun kami belum pernah
melakukannya bersama. Kami hanya
bercerita bahwa pernah melakukannya
dengan partner kami sendiri-sendiri. Dari
situlah aku tahu bahwa seks bukanlah hal
yang asing baginya. Kami pun
mengambil posisi untuk melanjutkan
permainan kami (seperti mau lomba lari
saja). Nelly mengambil posisi merangkak
di atas ranjang dengan kedua tangan
berpegangan pada sandaran ranjang
sementara aku mengambil posisi di
belakangnya dan mulai mengarahkan
kejantananku untuk kembali memasuki
liang kewanitaannya. Kali ini aku dapat
menanamkan kejantananku di tempat
tujuannya tanpa banyak perjuangan, tapi
tetap saja terasa betapa otot liangnya
meremas dengan kuat setiap senti
batangku saat bergerak masuk.
Aku kembali menggerakkannya keluar
masuk saat kurasa posisiku sudah
mantap. Nelly pun ikut berpartisipasi aktif
menggerakkan pantatnya ke kiri, kanan
dan berputar-putar dengan erotis
menyambut gerakanku Setiap gerakan
menghadirkan rangsangan dan sensasi
yang berbeda bagi kami berdua. Kami
tidak bertahan lama dalam posisi ini
karena dalam beberapa menit saja aku
sudah merasakan gelombang orgasme
yang kutunggu-tunggu akan segera
melanda. Aku semakin mempercepat
gerakanku dan membuat Nelly juga
semakin mempercepat gerakannya.
Akhirnya gelombang orgasme terakhir
kami datang bersamaan dan kami masih
terus bergoyang untuk menikmatinya
sambil aku merasakan kejantananku
berdenyut-denyut mengeluarkan lahar
panas di dalam kewanitaan Nelly
membasahinya sampai ke bibir bagian
luar. Kami berdua terkulai lemas sesaat
setelah gelombang orgasme itu
melanda.
Aku membenarkan posisi tidurku agar
tidak menindihnya, mengambil selimut
dan kembali menyelimuti badan kami
yang basah oleh keringat. Kami pun
tertidur berpelukan untuk beberapa saat.
Selang beberapa saat kemudian kami
pun kembali berpakaian dan keluar dari
kamar untuk kembali bergabung dengan
teman-teman yang lain. Beberapa teman
tampak memandang sesaat saat kami
melangkah keluar dari kamar dan
kemudian kembali dengan kesibukannya
masing-masing. Aku menuju dapur
untuk mencari minuman bagi kami
berdua, pengaruh obat sudah tidak
kurasakan lagi di kepalaku, hanya ada
memori indah tentang apa yang baru
saja terjadi di antara aku dan Nelly.
Aku bersandar di dinding dapur sambil
merengkuh Nelly ke dalam pelukanku.
Nelly pun merapatkan tubuhnya ke
dadaku sambil sesekali mereguk
minuman kaleng yang kuberikan. Kami
memandangi sinar matahari yang mulai
tampak menghiasi kaki langit.
Pemandangan yang begitu indah tapi
jauh lebih indah memori yang telah kami
ukir semalam. Memori indah tersebut
sampai kini masih ada di kepalaku
walaupun aku sudah tidak tahu dimana
Nelly kini berada. Kami putus hubungan
dan aku kehilangan jejaknya beberapa
bulan setelah malam di apartemen itu.
Kabar terakhir yang kudengar bahwa ia
akan segera menikah di akhir tahun ini,
itu berarti tidak ada lagi kesempatan bagi
kami untuk mengukir lebih banyak
kenangan indah bersama. Well, tidak
untuk bersama Nelly tetapi aku sendiri
masih dapat mengukir banyak kenangan
indah lain bersama wanita-wanita
lainnya. Hanya saja apakah kenangan itu
akan seindah kenanganku bersama dia?
Thats another story guys and I promise
to tell you if I have the chance So Well
see about that See you later, thanks.


Adult | GO HOME | Exit
1/785
U-ON

inc Powered by Xtgem.com